Tentang IUI​ (Inseminasi Intrauterin)​

Tahapan Awal Program IUI​

Konsultasi Awal dan Pemeriksaan Dasar

Proses: Pasangan akan bertemu dengan dokter spesialis kandungan untuk konsultasi awal. Pada tahap ini, dokter akan menggali riwayat kesehatan lengkap, masalah kesuburan, riwayat medis, dan gaya hidup. Pasangan kemudian akan menjalani beberapa tes dasar untuk memahami kondisi kesehatan reproduksi mereka. Tes Dasar yang Dilakukan: Analisis sperma (untuk suami): Mengecek kualitas, jumlah, dan pergerakan sperma. USG transvaginal (untuk istri): Menilai kesehatan rahim dan ovarium. Tes hormon (untuk istri): Menilai kadar hormon untuk memastikan ovulasi. HSG (Hysterosalpingogram): Melihat apakah ada sumbatan pada saluran tuba.

Tidak semua pasangan cocok untuk IUI. IUI umumnya efektif bagi pasangan dengan masalah tertentu, seperti kualitas sperma yang sedikit rendah atau masalah ovulasi. Namun, pasangan dengan sumbatan tuba atau masalah kesehatan reproduksi yang kompleks mungkin lebih cocok untuk IVF.

Ya, usia sangat berpengaruh pada keberhasilan IUI. Umumnya, peluang keberhasilan IUI menurun seiring bertambahnya usia, terutama setelah usia 35 tahun, karena kualitas dan jumlah sel telur cenderung menurun. Pada wanita di bawah 35 tahun, tingkat keberhasilan per siklus bisa mencapai 10-20%, namun angka ini berkurang seiring bertambahnya usia. Kondisi kesehatan dan kualitas sperma pasangan juga turut memengaruhi keberhasilan IUI.

Ya, ada beberapa kondisi kesehatan yang bisa mengurangi peluang atau membuat seseorang tidak bisa menjalani IUI, seperti:
– Sumbatan pada kedua saluran tuba falopi: Jika kedua saluran tersumbat, sel telur tidak dapat bertemu sperma secara alami meskipun telah disuntikkan.
– Endometriosis parah: Endometriosis berat dapat mengganggu fungsi organ reproduksi dan menurunkan keberhasilan IUI.
– Jumlah atau kualitas sperma yang sangat rendah: Jika sperma tidak memenuhi batas minimum untuk membuahi, dokter mungkin menyarankan prosedur lain seperti IVF.
– Gangguan hormonal yang parah: Misalnya, jika tubuh tidak merespons stimulasi hormon dengan baik atau memiliki gangguan tiroid yang tidak terkontrol.

Dibutuhkan waktu sekitar 2 – 4 minggu dari pemeriksaan awal hingga bisa memulai prosedur IUI. Yang utama: untuk memulai IUI Pasien datang di antara Haid hari ke-2 maksimal hari ke -5

Ya, pasangan diminta berpantang sekitar 2–7 hari sebelum tes agar hasil analisis sperma akurat.

Tahap Stimulasi Ovarium (Opsional)

Proses: Dokter mungkin menyarankan stimulasi ovarium dengan obat-obatan seperti Clomiphene atau Gonadotropin untuk merangsang produksi lebih dari satu sel telur, sehingga meningkatkan peluang kehamilan.

Tidak, stimulasi ovarium tidak selalu diperlukan, terutama jika istri sudah ovulasi secara normal. Namun, stimulasi bisa meningkatkan peluang kehamilan dalam beberapa kasus.

Ya, namun, efek samping bersifat sementara. Efek samping yang umum meliputi nyeri atau bengkak di area suntikan, kembung, nyeri payudara, sakit kepala dan/atau perubahan suasana hati dan sindrom hiperstimulasi ovarium pada kasus yang sangat jarang.

Ya bisa, namun pastikan stamina tetap kondisi baik/fit. Dan jangan sampai terjadi demam. Apabila ada gejala demam segera konsultasi ke Dokter. Karena demam lebih dari 3 hari perlu diwaspadai dapat menurunkan kualitas telur.

Pasien disarankan untuk mengkonsumsi makanan sehat, hindari alkohol, rokok, dan kafein berlebihan, karena hal ini bisa memengaruhi hasil IUI. Hindari makanan yang dibakar atau pastikan makanan benar-benar matang. Tidur yang cukup juga sangat penting.

Proses penyuntikan hormon merupakan hal penting dalam program inseminasi yang berdampak terhadap kualitas telur. Sehingga anda dapat membuat alarm untuk mencegah tidak luypa menyuntik. Untuk jam penyuntikan dapat maju mundur 2-3 jam. Jika lupa tidak suntik, segera beritahu dokter atau klinik untuk menentukan langkah berikutnya.

Pada program IUI sel telur yang dibutuhkan hanya 1 folikel dominan dengan ukuran minimal 18 mm x 18 mm, jika dalam proses evaluasi dokter pasien tidak mmemiliki folikel, maka dokter akan berupaya memberikan terapi growht hormon, dan dianjurkan segera konsultasi dokter.

Pemantauan Ovulasi

Proses: Dokter akan memantau perkembangan folikel di ovarium menggunakan USG transvaginal selama beberapa hari. Jika folikel sudah cukup matang, dokter akan menjadwalkan IUI, biasanya dilakukan setelah 36 jam pemberian suntikan human chorionic gonadotropin (hCG) untuk merangsang ovulasi.

2–3 kali selama siklus untuk USG, namun frekuensinya bisa berbeda tergantung respons tubuh.

Iya, suntikan hCG membantu melepaskan sel telur dalam 36–40 jam, sehingga waktu ini dianggap optimal untuk IUI.

Proses Inseminasi (IUI)

Proses: Pada hari inseminasi, suami akan memberikan sampel sperma, yang kemudian dicuci dan diproses untuk memisahkan sperma berkualitas tinggi. Sperma kemudian dimasukkan langsung ke dalam rahim istri menggunakan kateter kecil, yang biasanya berlangsung sekitar 10–15 menit.

Umumnya, IUI tidak menyakitkan, tetapi beberapa wanita mungkin merasakan ketidaknyamanan ringan saat kateter dimasukkan ke rahim.

Tidak ada persyaratan medis untuk istirahat setelah IUI. Sebagian besar wanita dapat melanjutkan aktivitas harian mereka setelah prosedur, tetapi bagi pasien yang memiliki masalah psikologi kuatir/cemas berlebihan dianjurkan untuk istirahat 2-3 hari post IUI.

Menunggu Hasil (Two-Week Wait)

Proses: Setelah prosedur IUI, pasangan akan menunggu sekitar 2 minggu sebelum melakukan tes kehamilan. Ini adalah periode yang cukup menegangkan bagi banyak pasangan, tetapi penting untuk menjaga suasana hati yang positif.

Meskipun tidak ada cara khusus yang menjamin hasil, disarankan menjaga pola makan sehat, hindari aktivitas fisik berat, kelola stres dan berdoa.

Tes kehamilan dilakukan 16 hari setelah IUI untuk menghindari hasil negatif palsu. Tes yang terlalu dini mungkin tidak menunjukkan hasil yang akurat.

Aktivitas ringan seperti berjalan atau yoga biasanya aman, tetapi hindari olahraga berat atau angkat beban yang bisa menyebabkan stres pada tubuh.

Gejala awal kehamilan bisa muncul dalam 6 minggu dihitung setelah hasil beta HCG. Namun, beberapa wanita mungkin tidak merasakan gejala apa pun hingga beberapa minggu setelah hasil positif.