Tentang IVF​ (In Vitro Fertilization)​

Gagal IVF​

Penyebab Kegagalan IVF

Kegagalan IVF bisa disebabkan oleh berbagai faktor, baik dari sisi wanita, pria, maupun faktor eksternal. Beberapa penyebab umum termasuk:
Kualitas embrio yang buruk: Embrio yang tidak berkembang dengan baik mungkin tidak dapat menempel di dinding rahim.
Masalah kesuburan pada wanita: Seperti gangguan pada indung telur, masalah dengan rahim, atau endometriosis.
Masalah kesuburan pada pria: Misalnya, kualitas sperma yang buruk.
Usia: Wanita yang lebih tua biasanya memiliki kualitas telur yang lebih rendah, yang bisa mempengaruhi hasil IVF.
Masalah imunologi: Kondisi autoimun atau masalah sistem imun tubuh yang dapat menyebabkan penolakan terhadap embrio.
Masalah hormon: Ketidakseimbangan hormon yang mengatur siklus menstruasi dan ovulasi bisa mempengaruhi keberhasilan IVF.

Dokter Anda di klinik akan menjelaskan peluang kehamilan Ibu berdasarkan usia dan diagnosis Ibu dan Bapak. IVF tidak 100%, bahkan tidak mendekati, tetapi melakukannya dengan dokter berpengalaman di klinik mapan seperti Morula memberi Ibu peluang sukses terbaik.

Ya, masalah pada rahim atau tuba falopi bisa menyebabkan kegagalan IVF. Misalnya, kelainan pada bentuk atau ukuran rahim, polip, fibroid, atau adanya hidrosalpinx pada tuba falopi dapat memengaruhi implantasi embrio. Pemeriksaan seperti histeroskopi atau ultrasonografi dapat membantu mengidentifikasi masalah tersebut sebelum IVF.

Ya, kualitas sperma yang buruk dapat mempengaruhi keberhasilan IVF. Jika kualitas sperma rendah, peluang untuk menghasilkan embrio yang sehat juga bisa berkurang. Pada kasus tersebut, dokter mungkin akan merekomendasikan teknik seperti ICSI, PICSI, dan IMSI untuk memaksimalkan peluang pembuahan.

Ya, faktor genetik dapat mempengaruhi keberhasilan IVF. Misalnya, kelainan kromosom pada embrio dapat menyebabkan kegagalan implantasi atau keguguran. Pemeriksaan genetik embrio (PGT – Preimplantation Genetic Testing) bisa dilakukan untuk mendeteksi kelainan kromosom dan meningkatkan peluang keberhasilan.

Peluang & Prognosis Setelah Gagal IVF

Ya, faktor lingkungan dan gaya hidup bisa memengaruhi keberhasilan IVF. Misalnya, paparan terhadap polusi udara, bahan kimia berbahaya, atau zat-zat seperti pestisida dapat memengaruhi kesuburan dan kualitas embrio. Selain itu, kebiasaan buruk seperti merokok, konsumsi alkohol, atau obesitas dapat mengurangi peluang keberhasilan IVF. Oleh karena itu, perubahan gaya hidup yang lebih sehat sebelum dan selama program IVF sangat disarankan.

Tidak, kegagalan IVF tidak berarti Anda tidak bisa hamil. Banyak pasangan yang mengalami kegagalan IVF beberapa kali sebelum akhirnya berhasil. Dokter akan mengevaluasi faktor-faktor penyebab kegagalan dan dapat merekomendasikan pengobatan atau pendekatan lain untuk meningkatkan peluang kehamilan.

Kegagalan IVF tidak selalu mengurangi peluang kehamilan di masa depan. Banyak pasangan yang mengalami beberapa kegagalan sebelum akhirnya berhasil. Keberhasilan IVF sangat bergantung pada berbagai faktor, dan kegagalan pada satu siklus tidak berarti Anda tidak dapat hamil di masa depan. Dokter akan mengevaluasi penyebab kegagalan dan dapat memberikan pendekatan yang lebih baik pada siklus berikutnya.

Tidak ada batasan pasti berapa kali IVF bisa dicoba. Banyak pasangan yang mencoba hingga 3 atau 4 kali sebelum akhirnya berhasil. Namun, jumlah percobaan yang disarankan tergantung pada faktor usia, kualitas sel telur, kualitas sperma, dan respons tubuh terhadap pengobatan IVF. Diskusikan dengan dokter spesialis untuk menentukan langkah terbaik jika IVF pertama kali gagal.

Faktor Risiko & Prediktor Keberhasilan

Setelah kegagalan IVF, umumnya disarankan untuk menunggu sekitar 1-3 bulan sebelum mencoba siklus IVF berikutnya. Waktu ini diperlukan untuk pemulihan fisik, evaluasi medis, dan penyembuhan emosional. Namun, keputusan ini tergantung pada kondisi tubuh dan hasil evaluasi dokter.

Evaluasi & Diagnosis Pasca Kegagalan

Ya, usia memiliki pengaruh besar terhadap keberhasilan IVF. Wanita di bawah usia 35 tahun cenderung memiliki peluang keberhasilan yang lebih tinggi karena kualitas dan jumlah telur yang lebih baik. Setelah usia 35 tahun, kualitas telur menurun, dan setelah usia 40 tahun, peluang keberhasilan IVF semakin kecil.

Tanda utama dari kegagalan IVF adalah tidak adanya kehamilan, yang biasanya dikonfirmasi melalui tes darah untuk mengukur kadar hCG (human chorionic gonadotropin). Jika kadar hCG rendah atau negatif setelah beberapa minggu pasca transfer embrio, IVF dianggap gagal.

Upaya Meningkatkan Keberhasilan IVF

Ya, setelah kegagalan IVF, dokter biasanya akan menyarankan beberapa tes untuk mengevaluasi faktor-faktor yang mungkin menyebabkan kegagalan, seperti tes hormon, pemeriksaan genetik embrio, DNA Fragmentasi Indeks, atau tes untuk kondisi medis yang mungkin tidak terdeteksi sebelumnya.

Beberapa langkah yang dapat meningkatkan peluang keberhasilan IVF setelah kegagalan termasuk:
Memastikan kondisi fisik tubuh dalam keadaan sehat melalui pola makan yang seimbang, olahraga teratur, dan tidur yang cukup.
Mengelola stres dengan teknik relaksasi atau meditasi.
Menghindari kebiasaan buruk seperti merokok atau konsumsi alkohol.
Mengikuti rekomendasi dokter mengenai perubahan gaya hidup atau pengobatan untuk mempersiapkan tubuh menghadapi IVF selanjutnya.
Pertimbangkan penggunaan teknik seperti Preimplantation Genetic Testing (PGT) untuk meningkatkan kualitas embrio yang ditransfer.

Beberapa pasangan mencoba pengobatan alternatif seperti akupunktur, herbal, atau diet khusus untuk meningkatkan peluang keberhasilan IVF. Namun, meskipun beberapa penelitian menunjukkan bahwa akupunktur dapat membantu meningkatkan aliran darah ke rahim dan memperbaiki kualitas embrio, bukti ilmiah yang lebih kuat masih diperlukan. Selalu konsultasikan dengan dokter sebelum mencoba pengobatan alternatif.

Ya, PGT bisa meningkatkan peluang keberhasilan dengan memastikan hanya embrio yang bebas dari kelainan genetik yang dipilih untuk ditransfer, mengurangi kemungkinan kegagalan karena masalah genetik.