Tentang IVF​ (In Vitro Fertilization)​

Pertanyaan Umum Lainnya Seputar IVF​

Prosedur & Tahapan IVF

Sebagian besar prosedur IVF tidak menyebabkan rasa sakit yang signifikan. Namun, beberapa pasien mungkin merasa tidak nyaman saat stimulasi ovarium dan sedikit nyeri saat pengambilan sel telur. Prosedur ini biasanya menggunakan obat penenang atau anestesi untuk mengurangi ketidaknyamanan.

Sebagian besar prosedur IVF dilakukan secara rawat jalan, termasuk pengambilan sel telur dan transfer embrio. Pasien biasanya bisa pulang pada hari yang sama setelah prosedur, meskipun disarankan untuk beristirahat setelahnya.

Secara umum, satu siklus IVF membutuhkan waktu sekitar 4–6 minggu, mulai dari stimulasi ovarium hingga transfer embrio. Namun, jika pasangan memilih frozen embryo transfer atau membutuhkan perawatan tambahan, durasi program bisa lebih panjang.

Meskipun sebagian besar aktivitas sehari-hari dapat dilanjutkan, beberapa tahapan seperti pengambilan sel telur atau transfer embrio mungkin membutuhkan waktu istirahat. Pasangan disarankan untuk merencanakan waktu cuti yang sesuai, terutama pada hari-hari penting dalam proses.

Tidak perlu bedrest total selama program IVF, kecuali jika ada komplikasi medis tertentu. Banyak pasien yang dapat melanjutkan aktivitas harian mereka setelah prosedur seperti pengambilan telur atau transfer embrio. Namun, dokter mungkin menyarankan untuk menghindari kegiatan berat atau stres fisik setelah prosedur tersebut.

Sebenarnya tidak ada do and donts dalam menjalani program IVF. Ketika kita merencanakan untuk memiliki bayi, Usahakan untuk menjadi sesehat mungkin, seperti tidak merokok, tidak minum alkohol, dan tidak mengonsumsi obat-obatan tanpa resep dokter. Sarannya adalah menjalani gaya hidup sehat yang mencakup memperhatikan pola makan, berolahraga, dan tidur yang cukup.

Risiko & Kesehatan

Secara umum, IVF aman, tetapi seperti prosedur medis lainnya, IVF memiliki risiko kecil, seperti sindrom hiperstimulasi ovarium (OHSS), risiko infeksi, atau kehamilan ganda. Dokter akan memantau kondisi pasien untuk meminimalkan risiko.

Tidak, IVF tidak mempercepat menopause atau mengurangi cadangan ovarium secara signifikan. Setiap kali siklus menstruasi terjadi, tubuh akan kehilangan beberapa sel telur, dan IVF hanya memanfaatkan sel telur yang sudah siap pada bulan itu. Jadi, IVF tidak berdampak jangka panjang pada masa subur atau usia menopause.

Ya, tetapi kondisi seperti kista ovarium atau endometriosis dapat mempengaruhi respons tubuh terhadap stimulasi ovarium. Dokter mungkin akan menyarankan beberapa langkah tambahan atau penyesuaian protokol IVF, atau dalam beberapa kasus, mengobati kondisi tersebut terlebih dahulu sebelum memulai IVF.

Keberhasilan IVF & Faktor Pendukung

IVF bisa tetap dilakukan jika salah satu pasangan memiliki kondisi kesehatan seperti diabetes atau hipertensi, tetapi perlu pengawasan ekstra. Dokter mungkin akan meminta kontrol lebih ketat terhadap kondisi kesehatan tersebut sebelum memulai IVF untuk memastikan kesehatan optimal selama prosedur.

Antibodi antisperma merupakan tes yang sangat kontroversial karena tidak semua ahli kesuburan percaya bahwa keberadaan antibodi tersebut di saluran genital wanita merupakan faktor penyebab subfertilitas.

Beberapa cara untuk mendukung keberhasilan IVF adalah dengan menjaga pola makan sehat, menghindari stres berlebihan, tidur cukup, dan berhenti merokok serta mengonsumsi alkohol. Dokter mungkin juga memberikan saran tambahan yang spesifik untuk setiap pasien.

Beberapa terapi tambahan yang bisa dipertimbangkan untuk meningkatkan keberhasilan IVF, termasuk di Morula, antara lain terapi akupunktur, cocoon therapy, suplemen asam folat, vitamin D, atau penggunaan teknik tambahan seperti PGT (Preimplantation Genetic Testing). Namun, sebaiknya konsultasikan dengan dokter spesialis IVF untuk menentukan terapi yang sesuai berdasarkan kondisi medis individu.

Akupunktur dapat membantu beberapa pasangan dalam meningkatkan aliran darah ke rahim dan ovarium serta mengurangi stres, yang keduanya bisa berpotensi mendukung keberhasilan IVF. Jika Anda tertarik, sebaiknya diskusikan dengan dokter IVF Anda untuk mengetahui apakah akupunktur cocok dengan rencana perawatan Anda.

Persiapan & Gaya Hidup

Klinik akan melakukan penilaian kualitas embrio sebelum transfer berdasarkan grading embrio yang dihasilkan. Teknologi seperti time-lapse imaging membantu memilih embrio terbaik berdasarkan perkembangannya. Beberapa pasangan juga memilih preimplantation genetic testing (PGT) untuk memastikan embrio bebas dari kelainan genetik.

Kesehatan mental yang baik sangat penting. Stres, kecemasan, dan tekanan emosional dapat memengaruhi hormon dan tubuh secara keseluruhan. Pasangan disarankan untuk mencoba teknik relaksasi, seperti meditasi atau konseling, untuk membantu menjaga keseimbangan emosional selama program IVF.

Iya, persiapan fisik dapat membantu meningkatkan peluang keberhasilan. Beberapa dokter menyarankan pasien untuk mengonsumsi multivitamin, termasuk asam folat, menjaga berat badan ideal, dan menghindari kebiasaan buruk seperti merokok atau konsumsi alkohol setidaknya tiga bulan sebelum memulai IVF.

Selama program IVF, dianjurkan untuk menghindari makanan cepat saji, minuman berkafein dalam jumlah banyak, dan makanan berpengawet. Pola makan seimbang dan kaya nutrisi, seperti buah-buahan, sayuran, protein tanpa lemak, dan biji-bijian, dapat membantu mendukung kesehatan reproduksi.

Sebaiknya hindari konsumsi susu penambah otot yang mengandung bahan tambahan seperti protein berlebih, gula, atau suplemen lainnya selama program IVF, karena bisa memengaruhi hormon dan proses metabolisme. Konsultasikan dengan dokter untuk pilihan yang lebih aman.

Aktivitas fisik ringan seperti berjalan atau yoga boleh dilakukan selama program IVF, tetapi hindari latihan berat atau intens seperti angkat beban. Gym dengan latihan berat bisa meningkatkan stres tubuh dan mengganggu keseimbangan hormon. Pastikan untuk berkonsultasi dengan dokter mengenai jenis olahraga yang aman selama proses IVF.

Secara umum, berhubungan seks selama proses stimulasi ovarium pada program IVF tidak dilarang, asalkan Anda merasa nyaman dan tidak ada komplikasi medis tertentu. Namun, dokter biasanya akan menyarankan untuk menghindari hubungan seksual yang intensif atau posisi yang bisa memberikan tekanan pada perut, terutama saat proses pengambilan telur dan transfer embrio.

Untuk olahraga. Mulailah untuk berolahraga secara rutin minimal 2-3 kali dalam seminggu selama 30-60 menit. Hal utama seperti yang telah disampaikan sebelumnya adalah menjalani hidup sehat yang meliputi memperhatikan apa yang dikonsumsi, berolahraga sesuai kebutuhan, dan tidur yang cukup.

Usia dan Kondisi Khusus

Biasanya, dokter akan menyarankan untuk berhenti berhubungan seks setelah proses stimulasi dimulai atau menjelang Ovum Pick Up (pengambilan telur). Ini untuk menghindari risiko infeksi atau komplikasi selama prosedur pengambilan telur. Setelah transfer embrio, dokter juga bisa menyarankan untuk menunggu beberapa minggu hingga tes kehamilan dilakukan. Sebaiknya, ikuti instruksi dokter Anda mengenai waktu yang tepat.

Biasanya, usia maksimal yang dianjurkan adalah sekitar 45 tahun, tergantung kondisi kesehatan pasien. IVF lebih efektif untuk usia di bawah 35 tahun karena kualitas sel telur cenderung menurun dengan bertambahnya usia.

Aktivitas Harian Selama IVF

Ya, IVF dapat dipertimbangkan untuk pasangan dengan riwayat genetik tertentu. Beberapa pasangan bahkan memilih untuk melakukan preimplantation genetic testing (PGT) untuk memastikan embrio bebas dari gangguan genetik sebelum ditanamkan.

Perawatan Tambahan (Skincare, Spa, Botox)

Ya, Anda tetap bisa bekerja selama program IVF, tetapi disarankan untuk menghindari stres berlebihan atau aktivitas yang bisa menambah tekanan fisik dan emosional. Banyak pasien yang melanjutkan aktivitas kerja mereka seperti biasa, asalkan pekerjaan tersebut tidak terlalu menguras energi atau melibatkan stres tinggi.

Secara umum, penggunaan skincare selama program IVF diperbolehkan, namun ada beberapa bahan aktif dalam produk kecantikan yang perlu dihindari karena dapat mempengaruhi keseimbangan hormon atau kesehatan janin, terutama jika Anda sedang dalam stimulasi hormon.

Skincare yang aman selama program IVF adalah produk yang mengandung bahan-bahan ringan dan tidak mengandung zat yang dapat mengganggu keseimbangan hormon, seperti:
Hyaluronic Acid: Aman digunakan untuk melembapkan kulit.
Vitamin C: Dapat membantu mencerahkan kulit dan aman untuk digunakan.
Niacinamide: Membantu meredakan inflamasi kulit dan aman selama IVF.
Peptida: Bermanfaat untuk regenerasi kulit tanpa efek samping berbahaya.

Hindari produk dengan kandungan berikut:
Retinoid (Vitamin A): Dapat memengaruhi perkembangan janin dan sebaiknya dihindari.
Benzoyl Peroxide atau Salicylic Acid (dalam jumlah tinggi): Bisa berisiko memengaruhi hormon.
Produk dengan bahan kimia keras: Misalnya, hydroquinone atau produk pemutih kulit yang kuat.
Selalu konsultasikan dengan dokter spesialis IVF atau dermatologis Anda sebelum menggunakan produk baru selama proses IVF.

Secara umum, perawatan spa ringan seperti pijat tubuh atau facial biasanya diperbolehkan selama program IVF, asalkan tidak terlalu intens. Namun, hindari perawatan yang berpotensi memengaruhi sirkulasi atau suhu tubuh secara drastis, seperti sauna atau mandi uap.

Pasca IVF & Kehamilan

Spa infrared sebaiknya dihindari selama program IVF karena terapi ini dapat meningkatkan suhu tubuh, yang bisa berisiko bagi perkembangan embrio dan kesehatan reproduksi. Terapi panas yang berlebihan dapat memengaruhi kualitas telur dan sperma, jadi sebaiknya konsultasikan dengan dokter sebelum melakukan terapi ini.

Terapi Botox sebaiknya dihindari selama program IVF karena belum ada penelitian yang cukup untuk memastikan keamanan Botox bagi kesuburan dan kehamilan. Selain itu, Botox dapat mempengaruhi sistem saraf dan otot, sehingga tidak disarankan selama proses perawatan IVF. Sebaiknya, tunggu hingga proses IVF selesai dan kehamilan terkonfirmasi sebelum melakukan perawatan semacam ini.

Setelah berhasil hamil melalui IVF, perawatan selama kehamilan umumnya sama dengan kehamilan alami. Namun, beberapa dokter mungkin ingin melakukan pemantauan lebih sering pada awal kehamilan untuk memastikan perkembangan embrio yang sehat.

Tidak perlu bedrest total selama program IVF, kecuali jika ada komplikasi medis tertentu. Banyak pasien yang dapat melanjutkan aktivitas harian mereka setelah prosedur seperti pengambilan telur atau transfer embrio. Namun, dokter mungkin menyarankan untuk menghindari kegiatan berat atau stres fisik setelah prosedur tersebut.